Mahasiswa Program Doktor Pascasarjana UINSI Samarinda Kembangkan Model Pembelajaran PAI Berbasis Kontekstual
Samarinda Pascasarjana UINSI – Muhammad Ridho Muttaqin, mahasiswa Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana UIN Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, melaksanakan Seminar Hasil Disertasi dengan mengangkat tema pengembangan model pembelajaran inovatif bertajuk “Pengembangan Model untuk Meningkatkan Pemahaman Kontekstual Siswa”. Seminar ini merupakan tahapan penting dalam proses akhir penyelesaian studi doktoral dan berfokus pada peningkatan pemahaman kontekstual siswa dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri se-Kalimantan Timur.
Dalam pemaparannya, Ridho menjelaskan bahwa penelitian ini berangkat dari permasalahan rendahnya kemampuan peserta didik untuk menghubungkan materi Pendidikan Agama Islam dengan realitas kehidupan sehari-hari. Berdasarkan observasi di beberapa SMA Negeri di Bontang, Samarinda, dan Tenggarong, ditemukan bahwa proses pembelajaran masih didominasi metode ceramah dan hafalan. Pola pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa kesulitan melihat relevansi ajaran Islam dalam konteks sosial, budaya, dan kehidupan praktis.
Untuk menjawab persoalan tersebut, Ridho mengembangkan Model Kontekstual PAI, yaitu sebuah rancangan pembelajaran yang memadukan lima pendekatan modern, yakni: Contextual Teaching and Learning (CTL), Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Discovery Learning, Experiential Learning
Model ini dibangun atas tiga prinsip utama: Constructive, Proactive, dan Exemplary, yang menekankan pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta akhlak peserta didik.
“Model ini tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan sosial dan spiritual siswa,” jelas Ridho dalam presentasinya. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation).
Uji coba terbatas dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bontang, sementara uji coba luas dilakukan di SMA Negeri 1 Samarinda dan SMA Negeri 1 Tenggarong.
Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kemampuan pemahaman kontekstual siswa setelah penerapan model pembelajaran ini. Siswa menjadi lebih aktif, reflektif, dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam situasi kehidupan nyata.
“Dengan pendekatan yang lebih partisipatif, reflektif, dan aplikatif, siswa dapat belajar agama Islam bukan hanya sebagai teori, tetapi sebagai panduan hidup yang nyata,” tambah Ridho.
Penelitian ini memberikan dua kontribusi utama: Kontribusi Akademis Memperkaya kajian pendidikan Islam melalui sintesis model pembelajaran kontekstual yang relevan dengan tuntutan abad ke-21. Kontribusi Praktis. Menjadi rujukan bagi guru dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan strategi pembelajaran PAI yang lebih aktif, bermakna, dan berorientasi pada pembentukan karakter.
Sebagai tindak lanjut, Ridho merekomendasikan agar Model Kontekstual PAI diadopsi dalam kurikulum pembelajaran PAI tingkat SMA serta diuji lebih lanjut pada berbagai jenjang pendidikan lain.
“Harapannya, pendidikan agama di sekolah tidak hanya menanamkan hafalan, tetapi juga membentuk insan berkarakter, kritis, dan siap menghadapi tantangan zaman,” tutupnya.
Humas Pascasarjana (I.m)

