VISITASI ADALAH PERUBAHAN & JIHAD
Samarinda, PPs News- Program studi (prodi) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) telah melakukan merampungkan proses visitasi pada hari rabu (23/11/2016). Ada beberapa pesan yang ditinggalkan oleh kedua asesor, Muhammad Wayong, Ph.D dan Muhammad Zuhdi, Ph.D. Keduanya berpesan kepada para pengelola untuk berani melakukan inovasi perubahan.
Pada acara penutupan asesmen lapangan prodi MPI Program pascasarjana (PPs) , secara bergiliran kedua asesor memberikan masukan secara bergiliran, dimulai Muhammad Wayong, Ph.D, beliau mengajak kepada pengelola PPs secara umumnya, dan prodi MPI untuk melihat kesuksesan manajeman salah satu perusahaan ayam goreng ternama, “anda pasti tahu semua kan ? dari ujung timur sampai barat pasti sudah pernah dengar namanya, kita lihat bagaimana dia sukses, manajemennya sangat luar biasa” ucapnya. Wayong melanjutkan bahwa kesuksesan tersebut tak bisa dipisahkan dari Standart Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan kunci dari sebuah manajemen “ rasa ayang gorengnya sama semua, baik yang di kalimantan maupun yang di jawa, di luar negeripun juga sama, kenapa bisa seperti itu ? karena mereka punya SOP, dan seluruh karyawan taat pada hal itu” tandasnya. Lebih lanjut Wayong berpesan kepada para pengelola PPs yang hadir pada kesempatan itu, untuk berani melakukan inovasi, meskipun setiap perubahan memerlukan perjuangan “Bapak Ibu, perubahan itu sangat berat, contohnya UGM, mereka tidak menerima anak dosen disana selama orang tuanya masih mengajar disana” Ia mencontohkan.
Senada dengan Wayong, asesor asal UIN Jakarta, Muhammad Zuhdi, Ph.D juga memberi pesan yang sama. Namun, lebih luas lagi Zuhdi mencoba menyambungkan arti pentingnya inovasi dengan keadaan global, dimana 10 sampai 20 tahun kedepan Indonesia akan mengalami bonus demografi, dan ketika peluang itu dapat dimaksimalkan maka Indonesia dengan bermodalkan SDM unggul secara kuantitas lagi kualitas, bukan tak mungkin untuk bersaing dengan negara-negara maju lainnya, “tahun 2025 sampai 2030 diprediksi usia produktif di negara kita jumlahnya lebih besar, hal yang sama juga pernah terjadi di Amerika Serikat, pada tahun 50’an (1950) mereka mengalami babby boomers, sehingga di tahun 70′ sampai 90’ Amerika mampu berkembang dahsyat” jelasnya. Zuhdi melanjutkan penjelasannya bahwa menciptakan kualitas saja bukanlah tahap akhir, sehingga menjadi tugas selanjutnya untuk menurunkan kualitas tersebut pada generasi selanjutnya, dan lagi-lagi SOP memegang peran kunci dalam proses tersebut “itu saja belum cukup, kualitas tersebut harus mampu kita turunkan ke anak cucu kita, nah jadi harus ada yang namanya SOP. Dan SOP itu Bapak Ibu, harus ditulis, walaupun semuanya sudah ada diluar kepala kita, tapi nyatanya ketika saya tanya, jawabannya lupa, nah jadi penting itu untuk ditulis” ujarnya.
Tak sampai disitu saja, Zuhdi mengingatkan bahwa upaya perubahan yang dilakukan dalam dunia pendidikan melalui perbaikan kualitas lembaga merupakan suatu jihad “ apa yang kita lakukan ini termasuk jihad lho, makanya kita harus semangat, dan saya merasa senang sekali walaupun masih baru, tapi MPI sudah punya kesiapam”.
Direktur PPs, Dr. Muhammad Nasir, M.Ag mendampingi kedua asesor tersebut, memberi pujian dan berterimaksih kepada mereka, untuk agenda perubahan sendiri Direktur mengatakan bahwa program pascasarjana akan berupaya maksimal menggapainya, atau dengan bahasanya “kita tidak hanya akan lari lagi, namun juga melompat”.#IMF
Penutup, beberapa kutipan pantun dari Muhammad Zuhdi, Ph.D (UIN Jakarta)
Duduk termenung berkait sarung
Makan mie dari bejana
Ke Samarinda kami berkunjung
Silaturrahmi telah terlaksana
Makan nasi berkuah gulai
Penambang pasir tubuhnya kuat
Visitasi sudah selesai
Pak Nasir silahkan istirahat
Lagu tompi terdengar seru
Mobil melaju melewati tanggul
Prodi MPI memang masih baru
Semoga terus maju dan lebih unggul
